Porseni, Berjuang atau Pulang Saja #6Dream is around the corner

Dream is around the corner
Teruslah tegak berdiri perjungkan mimpi mimpimu.
Walau kadang kau harus merangkak dan jatuh
bngkit, bangkitlah. ingat, kasih Tuhan
bersama para pejuang mimpi.

7 hari lagi menuju mimpi, proposal telah terkirim ke perusahaan dan LSM, tinggal menunggu hasilnya. Dalam masa penantian yang harap-harap cemas itu, latihan semakin ditingkatkan dan anak-anak juga semakin penasaran. Sejak pagi hingga sore latihan olahraga terus berjalan dan malam harinya kami manfaatkan untuk latihan vocal group.
Sebuah lagu yang sangat terkenal dan sarat akan nilai pendidikan di daerah tertinggal menjadi pilihan kami, Laskar Pelangi dari band Nidji. Sedikit kemampuan yang saya miliki dalam memetik gitar menjadi modal yang cukup untuk mengiringi suara 14 anak-anak harapan bangsa bernyanyi. Tidaklah terlalu sulit untuk mengajari mereka memasukkan nada karena mereka sudah terbiasa bernyanyi di gereja, terlebih pada hari minggu. Yang menjadi sedikit kendala adalah urusan menghapal teks dan menghapal koreo atau gerakannya. Meskipun waktu latihan yang kami miliki hanya sebentar, tapi kami tetap tak ingin tampil setengah-setengah. Untuk melengkapi penampilan vocal group ini, Ahmad menambahkan sebuah puisi 4 bait yang dia ciptakan sendiri lalu dibacakan oleh 4 orang anak secara bergantian.
Dengan kedisiplinan dan latihan yang keras, akhirnya lagu laskar pelangi lengkap dengan puisi dan gerakannya sudah siap untuk ditampilkan. Bersamaan dengan itu, kabar menggembirakan juga datang dari perusahaan Amindo dan LSM Payopayo. Amindo mencairkan dana sebesar Rp5.000.000 sedangkan Payopayo sebesar Rp2.000.000. 7 juta Rupiah ditambah dengan dana konsumsi dari warga sebesar Rp2.500.000 menjadi Rp9.500.000. Uang itu masih belum cukup untuk total biaya yang kami butuhkan maka kami para guru menyisihkan gaji kami untuk menggenapkannya menjadi Rp12.000.000.
Manggris, pohon madu kata mereka.
Atau apapun namanya, aku tak lelah mengaguminya.
aku belajar tentang ketegaran.
tetap kokoh menjulang langit, walau apa pun yang terjadi.

Pada hari itu juga, tanggal 4 februari, Pak Adi, Ibu Eka, dan Pak Rendi lebih dahulu berangkat ke kota untuk mencari mobil, membeli kostum team dan mempersiapkan rumah yang akan kami tinggali di kecamatan sebelum menerima jemputan ke Merapun. 2 hari berselang, Pak Adi mengirimkan kabar bahwa 2 mobil yang akan mengantarkan kami sudah siap, begitu pula dengan kostum team dan rumah yang akan kami tumpangi selama satu malam di Sido Bangen, ibu kota kecamatan Kelay.
Ketika menerima kabar itu, perasaanku begitu berbunga-bunga dan langsung menyampaikannya kepada siswa-siswi yang menjadi utusan sekolah. Mereka ikut bergembira dan dengan segera kembali ke rumah masing-masing, menyampaikannya kepada orang tua mereka dan mempacking barang-barang yang mereka perlukan selama 7 hari kegiatan.
Minggu yang cerah di awal bulan februari 2016, seluruh warga kampung untuk pertama kalinya berkumpul di tepi sungai, memeluk dan mencium anak mereka dengan hangat sebagai tanda perpisahan. Tatapan mata yang penuh harapan dan kekhawatiran kepada sang buah hati sungguh menyentuh perasaanku. Sungai yang jernih dan deretan pohon yang hijau menjadi saksi di pagi itu bahwa mereka, masyarakat adat di pelosok negri juga ingin berkembang dan maju. Seorang Ibu berambut putih diam-diam menghampiriku lalu dengan tatapan memohon ia berkata “Pak Guru, kas kas wa”. Angin menerpa wajahku lalu merasuk ke seluruh pori-pori, dadaku tiba-tiba sesak oleh perasaan haru dan bangga, dan tanpa kusengaja sungai tergaris di pipiku. Finally, we go to Merapun. Dream comes true.
Aku tak terlahir di sungai. tidak juga tumbuh bersamanya.
tapi ketika terjun bersama masyarakat yang menggantungkan
hidup mereka pada sungi, aku mengerti betapa berharganya dia.
aku mencintai sungai dan membenci mereka yang mengotorinya.

***

0 Response to "Porseni, Berjuang atau Pulang Saja #6Dream is around the corner"

Posting Komentar

On SM-3T Mission Gallery

This gallery shows what did i do at Berau Regency during my mission as a young educator on behalf of Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia. I am proud of being a witness of a real Indonesia.
karena pendidikan adalah hak segala bangsa